Kamis, 08 September 2011

Temperatur Tubuh

Manusia adalah mahkluk berdarah panas dimana jaringan dan sel sel tubuh dapat berfungsi secara baik dalam temperature tertentu

Suhu tubuh adalah hasil keseimbangan dari panas yang dihasilkan dan panas yang dikeluarkan
Keseimbangan terjadi akibat koordinasi dari berbagai sistem di dalam tubuh Mekanisme pengaturan tubuh bertujuan untuk mempertahankan suhu inti pada jaringan dalam tubuh secara tetap yaitu 37 derajat +/- 0,5 derajat T
emperature permukaan / kulit naik atau turun sesuai dengan temperature lingkungan dan aktivitas fisik

Panas tubuh dihasilkan dari :
Metabolisme
Aktivitas otot
Sekresi hormon thyroid
Rangsangan sympatetik

Metabolime :
Basal metabolisme rate adalah pengeluaran sejumlah kecil energi yang diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh normal

Aktivitas otot :
Panas dihasilkan akibat kerja otot pada waktu pembakaran makanan
Terutama pembakaran karbohidrat dan lemak
Dalam keadaan istirahat panas tubuh dihasilkan akibat kerja otak dan usus
Proses menggigil merupakan proses meningkatkan produksi panas dimana terjadi ketegangan otot
Menggigil secara maksimal dapat meningkatkan panas 4 – 5 x

Sekresi hormon Thyroid
Thyroxin dan Tridothyroxin dapat meningkatkan basal metabolisme dengan meningkatkan pemecahan glukosa dan lemak
Kurangnya sekresi tiroid dapat menurunkan metabolisme

Rangsangan sympatetik :
Epinefrin dan norepineprine dapat merangsang saraf simpatetik untuk menaikkan metabolisme ketika kadar glukosa dalam darah turun Merangsang otot dan sel hati untuk memecah glikogen

Pengukuran tanda tanda Vital

Tanda tanda Vital meliputi :
Suhu
Nadi
Pernapasan
Tekanan darah

Pemeriksaan TTV merupakan salah satu metode untuk mengumpulkan data pada tahap pengkajian sebelum melakukan askep
Tanda vital tidak hanya diukur secara rutin, tetapi disesuaikan dengan hasil pengkajian
Semakin kritis klien semakin sering diperlukan pengukuran TTV
Seorang perawat harus dapat :
Mengukur TTV secara akurat dan benar
Mengerti dan menafsirkan nilai
Mengkomunikasikan penemuan
Menyusun intervensi dan frekuensi yang dibutuhkan

Tujuan pemeriksaan TTV
Menjelaskan keadaan kesehatan seseorang secara umum
Menggambarkan keadaan fisiologis tubuh
Menentukan tindakan medik / keperawatan
Mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan kepada klien

Faktor yang mempengaruhi TTV
Suhu ruangan
Aktivitas fisik
Dampak penyakit

Petunjuk pengukuran TTV
Perawat caring dalam mengukur TTV
Alat pengukur harus berfungsi dengan baik
Tahu nilai normal dari TTV
Tahu riwayat medik / terapi yang sedang dijalankan
Meminimalkan faktor-faktor dari lingkungan yang dapat berpengaruh pada tanda vital
Menggunakan sistem pengukuran secara sistematik
Menentukan frekuensi pengukuran tanda vital sesuai dengan kondisi klien
Menganalisa hasil pengukuran tanda vital
Mengkomunikasikan perubahan tanda vital yang terjadi

Waktu pengukuran TTV
Saat klien masuk di sarana fasilitas kesehatan
Menurut jadwal / kebijakan Rumah Sakit
Sebelum dan sesudah prosedur pembedahan
Sebelum dan sesudah tindakan invasif
Sebelum dan sesudah pengobatan yang berpengaruh pada sistem kardiovaskuler, respirasi dan temperatur
Ketika terjadi perubahan secara fisik pada pasien
Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan seperti, aktivitas, ROM
Sewaktu pasien menunjukkan gejala yang tidak spesifik

Jumat, 15 Juli 2011

Tips Belajar Efektif

Persiapan Awal "
Buat persiapan yang baik buat satu tahun ke depan. Tentukan target Anda
persiapkan segala keperluan, seperti buku pelajaran, buku tulis atau baju seragam.
Buat jadwal harian yang isinya langkah-langkah menuju target tersebut.

Tips Belajar Efektif
1. Ulang kembali pelajaran yang telah didapat. Setelah itu baca singkat dua halaman materi berikutnya sehingga begitu pelajaran tersebut diterangkan guru esoknya, Anda sudah punya gambaran atau dasarnya, tinggal menambahkan saja apa yang belum Anda tahu..
2. Usahakan selalu konsentrasi penuh waktu mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru
3.Catat kembali point point penting dibuku kecil yang mudah dibawa kemana saja, atau ketik ulang catatan pelajaran ke dalam komputer. Logikanya, dengan mengetik ulang catatan berarti sama saja dengan membaca ulang pelajaran yang baru saja didapat dari sekolah. Baca kembali atau mempelajari catatan tersebut setelah diketik atau dicatat.
4. membaca ulang catatan pelajaran kemudian buat kesimpulan dengan kalimat sendiri. Supaya dapat terpatri lama di memori, tulis kesimpulan tadi di secarik kertas kecil seukuran kartu nama. Kartu-kartu tersebut efektif untuk mengulang dan membaca singkat kala senggang.
5. gunakan buku catatan yang berbeda pada setiap mata pelajaran. C
6. Ajari teman lain tentang materi yang baru diulang
7. Belajar Paling tidak sebulan sebelum ulangan, selalu buat ringkasan atau kesimpulan pada setiap pelajaran, kalau perlu pakai tabel atau gambar ilustrasi supaya mudah diingat.
8. belajar pada siang hari. Pagi konsentrasi penuh pada pelajaran di kelas dan siangnya konsentrasi untuk mengulang kembali. Malam hari hanya mereka gunakan untuk mengerjakan aktivitas ringan atau pekerjaan rumah.
9. libur dari acara olah raga atau kegiatan fisik lainnya sehari menjelang ulangan umum.
10. Belajar sambil mendengarkan musik Beethoven atau Mozart cocok buat pelajaran matematika, ilmu alam atau bahasa asing.
SELAMAT BELAJAR... SEMOGA SUKSES

Rabu, 22 Juni 2011

KRITERIA KENAIKAN KELAS SMK RD & DBP

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran dan ditentukan berdasarkan kesimpulan akhir ketuntasan belajar setiap mata pelajaran pada semester 2 (dua). Kriteria kenaikan kelas diatur sebagai berikut:
A. KENAIKAN dari KELAS X (sepuluh) ke KELAS XI (sebelas):
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat-syarat di bawah ini
1. Peserta didik harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran di kelas yang bersangkutan
2. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.
3. Mencapai nilai rata-rata minimal untuk semua mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah.
4. Kehadiran minimal 85% yaitu 183 hari/tahun atau ketidakhadiran maksimal 33 hari/tahun dari jumlah hari efektif belajar (216 hari/tahun).
5. Peserta didik tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maksimal 2 (dua) mata pelajaran.


B. TIDAK NAIK KELAS dari KELAS X (sepuluh) ke KELAS XI (sebelas) :
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas / dinyatakan harus mengulang di kelas
yang sama, apabila memenuhi syarat-syarat di bawah ini (minimal 2 syarat)
1. Peserta didik tidak menyelesaikan seluruh program pembelajaran di kelas yang bersangkutan
2. Tidak Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.
3. Tidak Mencapai nilai rata-rata minimal untuk semua mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah.
4. Kehadiran tidak mencapai minimal 85% yaitu 183 hari/tahun atau ketidakhadiran maksimal 33 hari/tahun dari jumlah hari efektif belajar (216 hari/tahun).
5. Ketidakhadiran tanpa keterangan maksimal 11 hari/semester.
6. Peserta didik tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), minimal 3 (tiga) mata pelajaran.

Minggu, 19 Juni 2011

Pengukuran Tanda tanda Vital

Tanda tanda Vital
• Suhu
• Nadi
• Pernapasan
• Tekanan darah

Pendahuluan
• Pemeriksaan TTV merupakan salah satu metode untuk mengumpulkan data pada tahap pengkajian sebelum melakukan askep
• Tanda vital tidak hanya diukur secara rutin, tetapi disesuaikan dengan hasil pengkajian
• Semakin kritis klien semakin sering diperlukan pengukuran TTV
• Seorang perawat harus dapat :
– Mengukur TTV secara akurat dan benar
– Mengerti dan menafsirkan nilai
– Mengkomunikasikan penemuan
– Menyusun intervensi dan frekuensi yang dibutuhkan

Tujuan pemeriksaan TTV
• Menjelaskan keadaan kesehatan seseorang secara umum
• Menggambarkan keadaan fisiologis tubuh
• Menentukan tindakan medik / keperawatan
• Mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan kepada klien

Faktor yang mempengaruhi TTV
• Suhu ruangan
• Aktivitas fisik
• Dampak penyakit

Petunjuk pengukuran TTV
• Perawat caring dalam mengukur TTV
• Alat pengukur harus berfungsi dengan baik
• Tahu nilai normal dari TTV
• Tahu riwayat medik / terapi yang sedang dijalankan
• Meminimalkan faktor-faktor dari lingkungan yang dapat berpengaruh pada tanda vital
• Menggunakan sistem pengukuran secara sistematik
• Menentukan frekuensi pengukuran tanda vital sesuai dengan kondisi klien
• Menganalisa hasil pengukuran tanda vital
• Mengkomunikasikan perubahan tanda vital yang terjadi

Waktu pengukuran TTV
• Saat klien masuk di sarana fasilitas kesehatan
• Menurut jadwal / kebijakan Rumah Sakit
• Sebelum dan sesudah prosedur pembedahan
• Sebelum dan sesudah tindakan invasif
• Sebelum dan sesudah pengobatan yang berpengaruh pada sistem kardiovaskuler, respirasi dan temperatur
• Ketika terjadi perubahan secara fisik pada pasien
• Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan seperti, aktivitas, ROM
• Sewaktu pasien menunjukkan gejala yang tidak spesifik

TAHAPAN PROGRAM PADA PROGRAM PENDIDIKAN NERS, GELAR AKADEMIK DAN SEBUTAN PROFESI

Pada program pendidikan Ners yang merupakan satu kesatuan utuh, terdapat dua tahap program, yaitu program akademik dan tahap program keprofesian. Kegiatan pendidikan keprofesian dilaksanakan setelah menyelesaikan program pendidikan akademik adalah 152 SKS, dan program keprofesian adalah 42 SKS.

Setelah menyelesaikan pendidikan pada tahap program akademik, lulusan mendapat gelar akademik, yaitu Sarjana Keperawatan (SKp), dan setelah menyelesaikan tahap program keprosesian lulusan mendapat sebutan profesi, yaitu Ners (Ns).

1. Tahap Program Akademik
Tujuan pendidikan tahap program akademik adalah mendidik mahasiswa melalui proses belajar mengajar sehingga memiliki sikap dan kemampuan sebagai berikut
a. Berjiwa Pancasila serta memiliki, memelihara dan mengembangkan integritas kepribadian yang tinggi, rasa tanggung jawab, sikap dapat dipercaya serta menaruh perhatian dan penghargaan sesama manusia sesuai dengan etika keperawatan.
b. Menguasai dasar-dasar ilmiah sehingga mampu berfikir, bersikap dan bertindak sebagai ilmuwan.
c. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif dan produktif, bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi keperawatan maupun terhadap masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat serta mendidik dan mengajak masyarakat kearah sikap yang sama.
d. Senantiasa meningkatkan dan mengembangkan diri dalam bidang ilmu keperawatan sesuai bakatnya dengan meningkatkan pendidikannya, memilih sumber-sumber pendidikan yang serasi dengan berpedoman pada pendidikan sepanjang hayat.
e. Menguasai dasar-dasar ilmiah serta pengetahuan dan metodologi ilmu keperawatan sehingga mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memilikinya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang mencakup :
1) Mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat sekarang dan akan dating, serta merumuskan cara penyelesaiain masalah tersebut melalui perencanaan program yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2) Menyusun rencana penyelesaian masalah kesehatan klien dengan berlandaskan etika keperawatan serta dengan memperhatikan aspek jasmani, rohani dan sosio-budaya serta spiritual klien melalui proses observasi, identifikasi dan perumusan masalah klien.
3) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu kesehatan, khususnya ilmu keperawatan dalam upaya penyelesaiain masalah kesehatan klien seara individu, masyarakat dan system pelayanan dengan ikutserts dalam pendidikan dan penelitian.

2. Tahap Program Keprofesian
Tujuan pendidikan tahap profesi adalah mempersiapkan mahasiswa melalui penyesuaian professional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan secara komprehensif sehingga memiliki kemampuan professional sebagai berikut :
a. Menerapkan konsep, teori dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu biomedik dan ilmu keperawatan dalam melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, komunitas, dan masyarakat.
b. Melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan dari masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks secara tuntas melalui pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi baik bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, sesuai batas kewenangan, tanggung jawab dan kemampuannya, serta berlandaskan etika profesi keperawatan.
c. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan dasar individu, keluarga, komunitas dan masyarakat dalam aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual serta potensi berbagai sumber yang tersedia.
d. Merumuskan masalah keperawatan individu, keluarga, komunitas dan masyarakat
e. Merencanakan dan/ atau melaksanakan rangkaian tindakan keperawatan dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar yang belum terpenuhi, dengan memanfaatkan sumber yang tersedia dan potensi secara optimal.
f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dan seluruh proses pada asuhan keperawatan, serta merencanakan dan melaksanakan tindak lanjut yang diperlukan.
g. Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan secara sistematis dan memanfaatkannya dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
h. Mengelola pelayanan keperawatan tingkat dasar secara bertanggung jawab dengan menunjukan sikap kepemimpinan.

Sebagian besar kegiatan pengajaran pada tahap program pendidikan ini adalah berbentuk pengalaman belajar klinik (PBK). Menggunakan berbagai bentuk dan tingkat tatanan pelayanan kesehatan nyata yang memenuhi persyaratan pendidikan sebagai lahan praktek.
Program profesi dilaksanakan dengan menempatkan mahasiswa pada institusi pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai kemampuan keperawatan yang akan dicapai.

Program profesi dilaksanakan selama 1 (satu) tahun (48 miggu) @ 40 jam
Jumlah beban studi maksimal yang dapat diberikan dalam program profesi pada kurikulum fakultas selama 1 (satu) tahun adalah 42 SKS

Kebutuhan Dasar Seks Pasien

1. Definisi Keintiman
Keintiman adalah: semua sikap yang dapat memasuki kehidupan peribadi atau suasana perasaan seseorang. Keintiman hanya mungkin ada dalam suatu hubungan tertentu dalam keluarga misalnya.
Untuk sampai pada keintiman harus ada rasa saling percaya antara kedua belah pihak dan berusaha untuk tetap menjaga privasi. Namun dalam hubungan perawat dan pasien atas dsar kebutuhan dan saling percaya dapat saja dalam tugas nya perawat memandikan pasien dan lain-lain, maka keintiman akan terjalin dengan batasan-batasan tertentu.

2. Definisi Seksualitas
Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sesualitas di lihat dari sisi:
a. Jasmani :sikap seksual akan berfusi secara biologis melalui organ-organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi.
b. Rohani seksualitas adalah tertuju pada oang lain sebagai manusia,dengan tujuan utama bukan untuk pemuasan seksualitas melalui pola-pola yang baku seperti binatang.
c. Sosial adalah kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain suatu alat yang paling di harapkan dalam menjalankan seksualitas.
Kebutuhan keintiman dan seksualitas dari pasiean dalam perawatan hubungan seksualitas jarang dibicarakan karena bagi sebagian orang masih dianggap tabu. Sehingga masalah ini hanya sedikit mendapat perhatian hal ini tak terlepas dari nilai yang dianut sebagai orang tua.
Mengekspresikan kebutuhan seksualitas sebenarnya tidak hanya melalui hubungan badan tapi sikap yang mesra sangat penting dalam mendukung kesembuhan dapat juga dilakukan dengan menetapkan pasien kamar tersendiri bila memang kebutuhan seksualitas harus di penuhi atau dapat juga pasien cuti sementara di akhir minggu ( bila keadaan memungkinkan ).