Sabtu, 18 Juni 2011

ADAPTASI

DEFINISI

Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku ini dapat berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali pada keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptip ada yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan mental orang itu tersebut.

DIMENSI ADAPTASI
A. Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan keadaan menjadi tidak seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia.

 Komponen psikologi
Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:
• LAS ( general adaptation syndroma) adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.

• GAS ( general adaptation syndroma) adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di seluruh tubuh, berkeringat dll

Pada adaptasi psikologi ada tiga tahap yaitu:
1. tahap alarm reaction adalah tahap awal dari proses adaptasi tahap ini di awali dengan keseimbangan dimana terjadi perubahan psikologis yaitu pengeluaran hormon oleh hipotalamus yang dapat dapat menyebabkan kelenjar adrenalin yang dapat meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan pernafasan menjadi lebih cepat dan dangkal kemudian hipotalamus juga dapat melepaskan hormon ACTH ( adrenol kortikotropik) yang dapat merangsang adrenal untuk mengeluarkan kortikosteroid yang akan mempengaruhi fungsi tubuh
2. tahap resistensi( stage of resistance) merupakan tahap kedua dimana tubuh akan melakukan proses penyesuaian dengan mengadakan berbagai perubahan dalam tubuh yang berusaha untuk mengatasi stressor yang ada seperti jantung bekerja lebih keras, untuk mendorong darah yang pekat untuk melewati arteri dan vena yang menyempit.
3. tahap terakhir ( stage of exhaustion) tahap ini dapat ditandai dengan adanya kelelahan, dan apabila selama proses adaptasi tidak mampu mengatasi stresor yang ada, maka dapat menyebar keseluruh tubuh efeknya dapat menyebabkan kematian tergantung stressor yang ada.

Indikator fisiologis stress:
 Kenaikan tekanan darah
 Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.
 Peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan
 Telapak tangan berkeringat Tangan dan kaki dingin
 Postur tubuh yang tidak tegap
 Keletihan
 Sakit kepala Gangguan lambung
 Suara yang bernada tinggi
 Mual,muntah dan diare.
 Perubahan nafsu makan
 Perubahan berat badan
 Perubahan frekwensi berkemih
 Dilatasi pupil
 Gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur

Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :
• Ansietas
• Depresi
• Kepenatan
• Peningkatan penggunaan bahan kimia
• Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas
• Perasaan tidak adekuat
• Kehilangan harga diri
• Peningkatan kepekaan
• Kehilangan motivasi
.• Ledakan emosional dan menangis.
• Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan.
• Kecenderungan untuk membuat kesalahan (mis. buruknya penilaian).
• Mudah lupa dan pikiran buntu
• Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci.
• Preokupasi (mis. mimpi siang hari )
• Ketidakmampuan berkonsentrasi pada tugas.
• Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit

 Komponen psikologis
Dalam proses adaptasi secara psikologis terhadap dua cara untuk mempertahankan diri yaitu dengan melakukan koping atau mekanisme pertahanan diri.

KOPING

1. pengertian
adalah proses yang dilalui oleh induvidu dalam melakukan situasi sressfull. Koping merupakan respon induvidu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik baikpun psikologik. Koping efektip menghasilkan adaptasi yang menetap yang membiasakan kebiasaan baru dan perbaikan dalam situasi yang lama, sedangkan koping yang tidak efektif berakhir dengan maladaftif yaitu perilaku yang menyimpang dan dapat merugikan diri sendiri orang lain maupun diri sendiri.
2. koping ada dua macam yaitu koping psikologis dan psikososial
• koping psikologis
pada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat sress psikologis tergantung pada 2 faktor yaitu:
bagaimana persepsi atau penerimaan induvidu terhadaap stressor artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan terhadap induvidu tersebut terhadap stressor yang di terimanya. Keefektifan starategi koping yang digunakan oleh induvidu.
• Koping psikososial
Adalah reaksi psikososial terhadap adanya stimulus stress yang di terima atau dihadapi oleh klien, menurut stuart dan sundeen (1991) terdapat 2 kategori koping yang bisa dilakukan untuk mengatasi stress dan kecemasan .
Reaksi yang berorientasi pada tugas( task oriented rection) cara ini digunakan untuk menyelesaikan masalah, dan memenuhi kebutuhan dasar, terhadap 3 macam reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu:

1. perilaku menyerang ( fight)
dalam rangka mempertahankan integritas diri maka induvidu akan mengadakan perlawanan perilaku yang di tampilkan dapat bersifat destruktif atau konstruktif.
 Destruktif yaitu tindakan agressif terhadap sasaran ( menyerang ) dapat merupakan benda , barang , orang dan bahkan dirinya sendiri, sedangkan sikap bermusuhan yang di tampilkakn berupa rasa benci , dendam dan marah yang memanjang.
 Konstruktif yaitu upaya induvidu dalam menyelesaikan masalah secara asertif, yaitu pengungkapan dengan kata-kata.
2. perilaku menarik diri(withdrawal)
adalah perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain misalnya melarikan diri, sedangkan reaksi ppsikologis induvidu menampilkan diri seperti apatis, pendiaman dan munculnya perasaan yang tidak berminat yang menetap pada induvidu.
3. kompromi
adalah tindakan konstruktif yang di lakukan individu dalam mennyelesaikan masalah.
 Reaksi yang beriorentasi pada ego.
Dalam menghadapi stress atau kecemasan individu sering memakai reaksi ini jika dilakukan hanya sesaat akan efektif tetapi jika dilakukan dalam waktu yang lama maka akan mengakibatkan gangguan orientasi realita, memburuknya hubungan interpersonal dan menurunnya produktifitas kerja. Koping ini bekerja tidak sadar sehingga penyelesaiannya sering sulit dan tidak realitas, berikut ini diuraikan beberapa mekanisme pertahanan diri yang bersumber dari ego.

Mekanisme Pertahanan diri Defenisi dan contoh
Kompensasi
Kelemahan yang ada pada dirinya ditutupi dengan meningkatkan kemapuan dibidang lain yang positif.

Denial
Perilaku yangh menolak relita yang terjadi pada dirinya atau tidak mau menerima kenyataan

Displacement
Upaya mengatsi masalah psikologis dengan melakukan pemindahan tingkah laku pada obyek lain

Desosiasi
Kehilangan kemampuan mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya

Identifikasi
Menyamakan dirinya dengan tokoh idola dengan meniru fikiran, penampilan perilaku atau kesukaanya

Intelektualisasi
Alasan atau logika yang berlebihan untuk menekan perasaan yang tidak menyenangkan contoh seorang eksekutif mudah yang di penjara bersama narapidana lain ia tetap mengatakan bahwa ia tidak sama dengan mereka

Interaksi
Perilaku dimana induvidu menyatukan nilai orang lain atau kelompok pada dirinya

Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahakn emosi pada orang lain karena kesalahan sendiri

Rasionalisasi
Memberikan alasan yang dapat di terima oleh akal dalam membenarkan kesalahan dirinya

Reaksi formasi
Pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan dengan apa yang benar-benar di lakukjan dan dirasakan atau dilakukan oleh orang lain

Regresi
Menghindari stress dengan menampilkan perilaku kembali seperti pada masa anak-anak seperti bermain, tidur meringkuk

Represi
Menekan perasaan/ pengalaman yang mennyakitkan atau koflik atua ingatan dari kesadaran yan g cenderung

Spliting
memperkuat mekanisme ego lainnya
Kegagalan individu dalam mengintegrasikan dirinya dalam menilai baik-buruk seseorang dengan tidak kosisten

Supresi
Menekan perasaan/ pengalaman yang menyakitkan ke alam taksadar sampai ia melakukan peristiwa yang menyakitak itu

Undoing
Bertindak atau berkominasi yang sebagian diingkarinya sebagaimana yang pernah di komunikasikan sebelumya

Sublimasi
Penerimaan tujuan pengganti yang di terima secara sosial karena dorongna merupakan saluran normal dari ekspresi yang terhambat


Metode koping
Ada 2 metode koping yang digunakan oleh individu dalam mengatasi masalah psikologis seperti yang di temukan oleh bell( 1977)
Dua metode tersebut antara lain :
1. metode koping jangka panjang
cara ini adalah konstruktif dan merupakan cara yang efektif dan realitis dalam menangani masalah psikologis untuk kurun waktu yang lama contohnya adalah:
berbicar dengan orang lain ”curhat”
mencoba mencari lebih bannyak tentang masalah yang sedang di hadapi
melakukan latihan pisik untuk mengurangi ketegangan masalah
membuat berbagai anternatif tindakan untuk mengurangi situasi
mengambil pelajara dari peristiwa atau pengalaman masa lalu
2. metode koping jangka pendek
cara ini digunakan untuk mengurangi ketegangan psikologis tapi efektif bila di gunakn dalam jangka panjang. Contohnya adalah:
menggunakan alkohol atau obat-obatan
melamun dan berfantasi
menangis
banyak tidur
banyak merokok
beralih pad aktifitas lain agar dapat melupakan masalah dll
pada tingkat keluarga koping yang dilakukan dalam menghadapi masalah seperti yang di temukan oleh Mc cubbin (1979) adalah:
 mencari dukungan sosial seperti minta bantuuan keluarga, teman-teman
 mencari dukungan spritual, berdoa, menemui pemuka agama atau aktif pada pertemuan ibdah dll

C. Menajemen stress
Manajemen stress kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran rrespon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.

Cara Penyesuaian Diri
Bila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya. Hal ini dikenal sebagai Homeostasis yaitu usaha organisme yang terus menerus melakukan pertahanan agar keadaan keseimbangan selalu tercapai. Stress dapat terjadi pada bidang badaniah ( stress fisik atau somatik ).
Misalnya : bila terjadi infeksi atau penyakit, menggerakkan mekanisme penyesuaian somatik, terjadi reaksi :
Pembentukan zat anti kuman, zat anti racun
Mobilisasi leukosit ke tempat-tempat invasi kuman
Lebih banyak melepaskan kortisol, adrenalin dan sebagainya

D.Cara Adaptasi Pertahanan Ego (ego defense)
Ego (pribadi) merupakan inti kesatuan manusia, maka ancaman terhadap ego merupakan ancaman terhadap eksistensi manusia itu sendiri. Secara perlahan-lahan manusia telah belajar berbagai mekanisme pembelaan egonya bila menghadapi ancaman terhadap integritas pibadinya. Mekanisme ini penting karena dapat memperlunak kegagalan, menghilangkan kecemasan dan mempertahankan rasa layak atau harga diri. Sebenarnya cara ini normal, kecuali jika sudah berlebihan, karena bila berlebihan yang terjadi bukannya membantu, malah mengganggu integritas kepribadian kita. Seperti:
1. Fantasy : Keinginan yang tak tercapai lalu dikabulkan dalam imajinasinya. Seperti siswa yang dihina temannya tadi berkhayal mendapat nilai terbaik di sekolah dan mendapat penghargaan dari gurunya.
2. Denial (penyangkalan) : Tidak berani melihat dan mengakui kenyataan yang menakutkan. Misalnya seorang ibu yang memejamkan matanya ketika melihat anak kesayangannya disunat (khitan).
3. Rasionalisasi : Merasionalkan kenyataan yang sebenarnya salah. Misalkan seorang pejabat yang ketauan korupsi ketika ditanya alasannya korupsi malah menjawab “lha gimana saya bisa hidup dengan gaji seperti sekarang ini? ” ato “Istri dan anak saya sedang sakit, makanya saya butuh dana lebih.”
Jika orang menghadapi stress dengan dengan ego defense secara berlebihan akan terjadi gangguan, misalkan fantasi berlebihan akan menjadikan orang tersebut hidup dalam khayalan atau angan-angan tanpa usaha untuk mencapainya. Kondisi seperti ini sudah bisa disebut gangguan jiwa.

E. adaptasi perkembangan
adalah proses penyesuain yang berhubungan dengan konsep diri dan menyangkut persepsi diri dengan melibatkan aktifitas mental serta pengungkapan diri.
Konsep diri ada 5 yaitu:
• indentifitas diri, berhubungn dengan ciri-ciri diri yang dipersepsikan
• ideal diri adalah hal yang terkait dengan persepsi diri terhadap cita-cita, keinginan, harapan hidup yang dipersepsikan
• peran diri yaitu persepsi terhadap peran dirinya lingkungan sosial masyarakat
• gambaran diri yaitu hal yang terkait dengan persepsi dirinya
• terhadap keseluruhan bentuk pisik (tubuh) yang di persepsikan
• harga diri yaitu persepsi terhadap keberadaan nilai dirinya didalam lingkungan sosial

F. adaptasi sosial budaya
adalah cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan normal yang berlaku di masyarakat.

G. adaptasi spritual
adalah proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan prilaku yang di dasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya, apabila mengalami sterss maka seseorang

3 komentar:

  1. Ibuuuu blogspotnya membantu ade banget :)

    Salam kangen bu :)

    BalasHapus
  2. Terimakasih bu, semoga rezekinya lancar, sehat wal afiat.
    Amiin.

    BalasHapus