Jumat, 17 Juni 2011

Konsep Dasar kurang Gizi

1. Definisi.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transfortasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi (Supariasa, 2001).
Menurut Moehji, S (2003) Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

2. Penyebab gizi kurang
Menurut suprijadi (1999). Gizi kurang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Faktor diet / makanan
Makanan yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein dapat menyebabkan akan menderita Kwashiorkor sedangkan anak yang kurang energi walaupun zat-zat gizi essensialnya seimbang akan menyebabkan anak menderita marasmus.
b. Faktor sosial
Dimasyarakat pedesaan masih memegang tradisi yang sebenarnya salah bila dilihat dari segi kesehatan, pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu banyak sekali di temukan, dapat mempengaruhi status gizi terutama anak-anak, faktor sosial yang lain diantaranya keluarga yang mempunyai banyak anak dan berpenghasilan rendah.
c. Faktor infeksi/ penyakit
Penyakit infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi karena di sebabkan karena penurunan daya tubuh terutama pada anak karena asupan yang kurang akibat anak tidak nafsu makan.
d. Faktor kemiskinan.
Kemiskinan merupakan dasar penyakit KEP, serta penghasilan masyarakat negara yang rendah dapat menyebabkan ketidakmampuan masyarakat memenuhi bahan makanan sendiri di tambah dengan banyak timbulnya penyakit infeksi dan lingkungan yang kotor, maka timbul gejala KEP lebih cepat.

3. Manifestasi klinis gizi kurang
Menurut Suprijadi (1999), bahwa anak dengan gizi kurang memiliki gejala klinis yang terbagi menjadi 3 tahap antara lain :
• Kurang energi protein ringan :
Kurang energi ( malas ), Kenaikan berat badan berkurang atau berhenti dan ada kalanya berat badan menurun, ukuran lingkar lengan atas menurun, maturasi tulang terhambat, rasio berat terhadap tinggi normal menurun, lipatan kulit normal kurang, aktivitas dan perhatian anak berkurang dibandingkan anak yang sehat, kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan.
• Kurang enargi protein sedang :
Pucat karna anemia, mata tampak besar dan dalam, ubun-ubun besar dan cekung, terjadi atropi otot, perut membucit dan cekung, rambut tipis, kulit kusam, kering dan bersisik.
• Kurang energi protein berat.
Dibagi dalam tiga klasifikasi yaitu :
1) Kwashiorkor, gejala yang ditemukan :
Pertumbuhan anak terganggu, gangguan perkembangan mental, banyak menangi, edema, penderita tampak lemah, tidak nafsu makan, rambut tipis dan mudah di cabut, kulit kering, disertai penyakit infeksi, anemia dan terjadi diare.
2). Marasmus gejalanya yang ditemukan :
Anak tampak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, kesadaran menurun, kulit biasanya kering, dingin dan mengendur, terjadi atropi otot, anak sering diare, perut cekung.
3). Marasmus dan kwashioorkor, gejala yang ditemukan:
Gambaran klinis memperlihatkan gejala campuran antara penyakit marasmus dan kwshioorkor. Dengan penurunan berat badan dibawah 60% dari berat badan normal serta memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor seperti, oedem, serta adanya kelainan perrtumbuhan rambut dan jaringan kulit.


4. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan.
Alat-alat pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelanjar pencernaan. Saluran pencernaan memanjang mulai dari mulut hingga anus. Alat-alat yang membentuk saluran pencernaan terdiri atas:
1. Mulut, didalamnya terdapat alat-alat berupa gigi, lidah dan kelenjar air liur.
2. Tekak atau faring, penghubung rongga mulut dengan kerongkongan, pada bagian ini terdapat persimpangan antara saluran pencernaan dan saluran pernapasan.
3. Kerongkongan atau oesofagus, saluran memanjang yang menghubungkan tekak dengan lambung/ gaster.
4. Lambung atau gaster, pembesaran saluran pencernaan yang membentuk kantong.
5. Usus halus terdiri atas usus dua belas jari atau duodenum, usus kosong atau yeyenum, usus penyerapan atau ileum.
6. Seikum.
7. Usus besar
8. Anus


5. Patofisiologi Sistem Pencernaan
Makanan yang kita makan pertama masuk ke mulut yang kemudian menjadi halus karena telah dikunyah dengan geligi kita dengan dibantu oleh kelenjar ludah. Setelah halus barulah dapat kita telan dengan cepat melalui bagian bawah tekak dan kerongkongan. Makanan yang di telan terkumpul dalam lambung dan bercampur dengan getah lambung, sehingga makanan menjadi encer seperti bubur. Jalan keluar lambung tertutup rapat karena tebalnya lapisan otot lingkar yang sewaktu-waktu terbuka untuk melewatkan bubur makanan sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
Bubur makanan yang keluar dari lambung dan masuk ke dalam usus halus bercampur dengan getah empedu dan getah kelenjar ludah perut sehingga pencernaan makanan berlangsung terus. Bubur makanan itu disiapkan untuk diserap zat-zat makanannya oleh dinding usus. Penyerapan ini juga terjadi pada usus halus lainnya, yang terletak berliku-liku dalam rongga perut bagian bawah. Di dalam usus besar sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna lagi menjadi kental, karena airnya diserap kembali oleh dinding usus besar. Kemudian sisa makanan tersebut sampai kedalam poros usus yang terletak pada dinding belakang panggul kecil. Bagian bawah poros usus itu akhirnya bermuara pada lubang anus yang nantinya dikeluarkan.


6. Patoflow Terjadinya Kurang Gizi.






















7. Tes Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis kurang gizi bisa kita lihat melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium:
 Dari pemeriksaan fisik yang pertama adalah inspeksi, dapat kita lihat fisik penderita secara umum seperti yang telah dijelaskan di atas.
 Pemeriksaan laboratorium ada beberapa hal yang penting diperhatikan berupa:
 Tes darah (Hb, glukosa, protein serum, albumin).
 Kadar enzim pencernaan.
 Pemeriksaan tinja & urin
Perubahan yang paling khas adalah penurunan konsentrasi albumin dalam serum. Ketonuria lazim ditemukan pada tingkat awal karena kekurangan makanan, tetapi sering kemudian hilang pada keadaan penyakit lebih lanjut. Kadar glukosa darah yang rendah, kadar asam amino dalam plasma dapat menurun, jika dibandingkan dengan asam-asam amino yang tidak essensial dan dapat pula ditemukan aminoasiduria meningkat. Kerap kali juga ditemukan kekurangan kalium dan magnesium.Terdapat juga penurunan aktifitas enzim-enzim dari pankreas dan xantin oksidase, tetapi kadarnya akan kembali menjadi normal segera setelah pengobatan dimulai.
 Pemeriksaan lain adalah : Foto thorak, dan EKG .

8. Penatalaksanaan Gizi kurang
Adapun cara mengatasi gizi kurang menurut ngastiyah (2000), adalah :
• Pemberian makanan TKTP dengan ukuran yang telah dianjurkan dan diberikan secara bertahap.
• Tetap memberikan ASI sesuai dengan aturan secara terus-menerus bagi anak dibawah usia 2 tahun.
• Pemberian makanan tambahan.
• Pemberian terapi cairan dan elektrolit bila perlu.
• Kontrol berat badan secara rutin.
• Berikan obat/ vitamin sesuai dengan anjuran pengobatan.
• Penyuluhan tentang gizi seimbang terutama bagi orang tua yang memiliki anak balita.

9. Prognosis
Penanganan dini pada kasus-kasuskurang gizi umumnya memberikan hasil yang baik. Penanganan yang buruk akan mengakibatkan status kesehatan anak semakin buruk dan anak akan mengalami gizi buruk.
10. Dampak gizi kurang terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
a. Dampak psikologis
Dampak psikologis dari kurangya kebutuhan nutrisi menurut Supartini ( 1998. hal. ), mencangkup aspek psikodinamik, psikosisial, dan maturasi organik adalah sebagai berikut :
I. Psikodinamik.
Pada anak usia 3-6 tahun, pemenuhan kebutuhan utama adalah kebutuhan dasar melalui falus, dimana perkembangan otak terhadap lingkungan mulai berkembang sehingga asupan nutrisi perlu diperhatikan.
II. Psikososial.
Fase ketiga pertumbuhan dan perkembangan pada anak menurut pendekatan psikososial adanya rasa inisiatif dan rasa salah sebagai kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, pada fase ini anak cenderung berusaha untuk memenuhi kebutuhanya sendiri walaupun sering gagal.
III. Maturasi organik.
Perkembangan organik yang dialami anak pada masa ini adalah pra operasional dan pra konseptual, anak mulai belajar hal yang boleh dan tidak untuk dilakukan.
b. Pemenuhan kebutuhan psikososial
Pada keluarga dengan penderita gizi kurang akan merasa cemas karena tidak tahu harus berbuat apa dalam mengatasi masalah tersebut. Untuk mengurangi rasa cemas keluarga biasanya mencari informasi tentang cara memecahkan masalah tersebut
c. Pemenuhan kebutuhan sosial
Pada keluarga dengan penderita gizi kurang akan mengalami adanya gangguan interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar karena adanya salah satu keluarga mengalami gizi kurang. Keluarga akan merasa malu takut membicarakan hal tersebut serta keluarga kurang mendapat informasi tentang kesehatan khususnya tentang gizi kurang dan cara penanggulangannya.
d. Pemenuhan kebutuhan ekonomi
Pada keluarga dengan penderita gizi kurang akan mengalami gangguan pemenuhan nutrisi pada salah satu anggota atau bahkan dapat terjadi pada semua anggota keluarga, karena keluarga tidak mempunyai dana tambahan untuk pemenuhan kebutuhan gizi keluarga seperti membeli bahan makanan yang memenuhi nilai gizi terutama gizi pada anak-anak tetapi sumber dana yang ada dapat difungsikan untuk pemenuhan sehar-hari.

11. Dampak Gizi Kurang Terhadap Pemenuhan Kebutuhan dasar manusia.
a) Nutrisi
Penderita gizi kurang akan mengalami gangguan nutrisi yaitu tidak nafsu makan, makan tidak teratur, badan kurus, rambut tipis mudah dicabut, lemah, pucat, kulit kering atau kusam, anak malas atau sering mengantuk, otot mengecil dan lembek, karena masukan protein, energi, mineral, karbohidrat kurang dikarenakan tidak ada nafsu makan dan asupan asupan vitamin tidak ada.



b) Eliminasi
Pada klien pada gizi kurang akan mengalami gangguan pola eliminasi yaitu, BAB akan encer atau kontipasi diakibatkan karena pemasukam vitamin atan gizi dalam tubuh kurang.
c) Aktivitas istirahat
Pada penderita gizi kurang akan mengalami kelemahan yang mengakibatkan aktivitas kurang dan ditandai anak malas atau sering mengantuk, pertumbuhan anak dan perkembangan terganggu, yang akan mengakibatkan kecerdasan kurang dan mudah sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar